Banyak rekan atau sahabat yang mungkin bertanya "kenapa dialek orang papua agak membingungkan ? Jelas bahasa Indonesia digunakan setiap hari di Papua. Namun tidak sedikit juga ada beberapa bahasa yang kami singkat. Bukan dijadikan "singkatan" tapi katanya memang kami buat sesingkat mungkin, seperti Saya = Sa, Kamu = Ko; Koe, Pergi = Pi, Punya = Pu, ke mana = Ke, dll. Selain bahasanya dialeknya pun berbeda dan mempunyai ciri khas masing-masing ditiap daerah di Papua. Dialek dari Biak, Jayapura, Sorong, Wamena bahkan Merauke memiliki dialek/logat yang berbeda demikian pula di daerah lain d Papua. dan tiap-tiap dialek memilik kata-kata tambahan khusus yang menggambarkan ciri tiap daerah, seperti : Jayapura - "ya" ; Biak - "kah" ; Merauke - "pele" ; dll. namun adapula kata-kata yang di gunakan secara umum diseluruh pelosok di Papua seperti di bawah ini.
:: Keutamaan Surat Ar Rahman (Peringatan yang Diulang-ulang) ::
Keutamaan Surat Ar Rahman (Peringatan yang Diulang-ulang)
Bismillahirrahmanirrahim…
oleh fanspage HALALKAN AKU AYAH pada 10 Maret 2012 pukul 23:01 ·
Bismillahirrahmanirrahim…
Surah Ar-Rahman adalah surah ke-55 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surat makkiyah, terdiri atas 78 ayat. Dinamakan Ar-Rahmaan yang berarti Yang Maha Pemurah berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.
:: Asal mula penamaan Biak ::
Nama dan Latar Belakang Sejarah Pada waktu pemerintah Belanda berkuasa di daerah Papua hingga awal tahun 1960-an nama yang dipakai untuk menamakan Kepulauan Biak-Numfor adalah Schouten Eilanden, menurut nama orang Eropa pertama berkebangsaan Belanda, yang mengunjungi daerah ini pada awal abad ke 17. Nama-nama lain yang sering dijumpai dalam laporan-laporan tua untuk penduduk dan daerah kepuluan ini adalah Numfor atau Wiak. Fonem w pada kata wiak sebenarnya berasal dari fonem v yang kemudian berubah menjadi b sehingga muncullah kata biak seperti yang digunakan sekarang. Dua nama terakhir itulah kemudian digabungkan menjadi satu nama yaitu Biak-Numfor, dengan tanda garis mendatar di antara dua kata itu sebagai tanda penghubung antara dua kata tersebut, yang dipakai secara resmi untuk menamakan daerah dan penduduk yang mendiami pulau-pulau yang terletak di sebelah utara Teluk Cenderawasih itu. Dalam percakapan sehari-hari orang hanya menggunakan nama Biak saja yang mengandung pengertian yang sama juga dengan yang disebutkan di atas.
Langganan:
Postingan (Atom)